Banyak orang idiot memuliakan masjid tapi menyerang mereka
yang hatinya menjadi rumah Allah
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
yang hatinya menjadi rumah Allah
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Engkau berkata bahwa sebagian
berhubungan dengan keseluruhan;
Kalau begitu, makanlah onak
- ia berhubungan dengan mawar
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Perkenankan aku melukiskan sebuah ibarat untukmu.
Ada sebuah sungai berair yang tawar
dan api yang menghancurkan dunia.
Sedikit orang mengidamkan api.
Sebagian besar menginginkan air.
akan tetapi permainan semacam
tunggang balik sedang dimainkan,
karena mereka yang mengorbankan diri dalam api,
mendapati dirinya mengambang di air dingin,
sedang mereka yang berenang dalam air
muncul kembali dalam api nan membara.
Sangat sedikit yang memahami Misteri ini,
karenanya sangat sedikit
yang memilih api secara sukarela.
Ada sebuah sungai berair yang tawar
dan api yang menghancurkan dunia.
Sedikit orang mengidamkan api.
Sebagian besar menginginkan air.
akan tetapi permainan semacam
tunggang balik sedang dimainkan,
karena mereka yang mengorbankan diri dalam api,
mendapati dirinya mengambang di air dingin,
sedang mereka yang berenang dalam air
muncul kembali dalam api nan membara.
Sangat sedikit yang memahami Misteri ini,
karenanya sangat sedikit
yang memilih api secara sukarela.
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Andai aku tahu apa yang tengah aku kerjakan,
apakah menurutmu aku gila secara melankolis
dan berdeklamasi tidak logis seperti ini?
otakku kosong,
jadi jangan salahkan ocehan ini padaku!
Ini adalah kesalahan-Nya.
Dia merampas nalarku.
Di Hadapan-Nya rasionalitas terbius
~ Mawlana Jalaluddin Rumi ~
apakah menurutmu aku gila secara melankolis
dan berdeklamasi tidak logis seperti ini?
otakku kosong,
jadi jangan salahkan ocehan ini padaku!
Ini adalah kesalahan-Nya.
Dia merampas nalarku.
Di Hadapan-Nya rasionalitas terbius
~ Mawlana Jalaluddin Rumi ~
Anggur merah dimatangkan oleh tiupan Guru.
kemudian kemasaman dualitas, kebencian,
dan perselisihan menghilang,
dan mereka dikupas kulitnya untuk menjadi
satu dalam minuman anggur
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Pencarian intelektual sungguh indah laksana permata
dan karang, tetapi ia berbeda dari pencarian spiritual.
Pencarian Spiritual ada pada tataran
yang sungguh berbeda.
Anggur spiritual mempunyai rasa yang lebih halus.
akal dan indera menyelidiki sebab dan akibat
Pencari spiritual menyerah pada keajaiban
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
dan karang, tetapi ia berbeda dari pencarian spiritual.
Pencarian Spiritual ada pada tataran
yang sungguh berbeda.
Anggur spiritual mempunyai rasa yang lebih halus.
akal dan indera menyelidiki sebab dan akibat
Pencari spiritual menyerah pada keajaiban
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Orang-orang yang hatinya terbakar tidak terpikat
oleh aroma dan warna.
Mereka melihat keindahan itu sendiri
di mana saja dan kapan saja.
Mereka memuntahkan kerangka opini
dan merasakan inti pengalaman langsung.
mereka merobek-robek pemikiran
dan membuka kesadaran.
Mereka menyeberangi lautan menuju sumber Makrifat
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Juallah kepandaianmu dan belilah kebingungan
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Suatu pemahaman intuitif tentang
Kebenaran secara langsung
tidak menyisakan ruang untuk interpretasi
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Bila engkau tidak mengetahui dirimu
sebagai seekor keledai
engkau pastilah seekor keledai
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
sebagai seekor keledai
engkau pastilah seekor keledai
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Pemahaman bersama muncul dari
membicarakan kebijaksanaan yang sama,
bukan berbicara bahasa yang sama.
lebih baik berbagi satu hati daripada satu lidah
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Bila kau ingin tak lagi merasa bingung
berhentilah mengisi kapas mentah
dalam telinga spiritualmu.
Maka engkau dapat memecahkan
teka teki bentuk dan makna
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
berhentilah mengisi kapas mentah
dalam telinga spiritualmu.
Maka engkau dapat memecahkan
teka teki bentuk dan makna
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Kawan-kawan menjadi musuh
karena kita melihat mereka terpisah dari kita
Namun, dalam kenyataannya, kita bertengkar dengan diri sendiri
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Apakah cinta itu?
Tidak akan pernah jelas sampai engkau fana
dalam sang Kekasih
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Tidak akan pernah jelas sampai engkau fana
dalam sang Kekasih
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
There are wild wandering Sufis
called qalandars, who are constantly tickled with life.
It's scandalous how they love and laugh at any small event.
People gossip about them, and that makes them deft in their cunning, but really a great God-wrestling goes on
inside these wanderers, a flood of sunlight that's drunk with the whole thing...
Rumi
Makrifat adalah merasakan api secara langsung,
bukan meracau tentang asap
semua suara yang muluk
tentang "otoritas" spiritual ini
hanyalah sebuah cara menyatakan pada dunia,
"Aku tak dapat memahami apapun. Maafkan aku."
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
bukan meracau tentang asap
semua suara yang muluk
tentang "otoritas" spiritual ini
hanyalah sebuah cara menyatakan pada dunia,
"Aku tak dapat memahami apapun. Maafkan aku."
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
hai Tuan Ilmuwan!
bagaimana ilmu akan membantumu mengetahui
segala sesuatu di alam raya
bila kau tidak tahu sama sekali
ihwal dirimu sendiri?
Dunia adalah sebuah gunung
dan perbuatan kita adalah teriakan-teriakan
yang bergema kembali kepada kita
dan perbuatan kita adalah teriakan-teriakan
yang bergema kembali kepada kita
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Sang filantropis mendermakan uangnya
tetapi sang arif menyerahkan jiwanya.
Bila engkau memberikan roti dengan nama Allah,
engkau tidak akan mengenal kelaparan.
Bila engkau memberikan jiwamu untuk Allah,
engkau akan benar-benar merasa hidup.
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Seseorang pergi ke kebun mawar
mencari bunga-bunga yang indah,
tetapi menemukan keindahan yang diidamkannya
pada wajah tukang kebun.
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
mencari bunga-bunga yang indah,
tetapi menemukan keindahan yang diidamkannya
pada wajah tukang kebun.
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
"O moon-faced Beloved,
the month of Ramadan has arrived.
Cover the table
and open the path of praise."
~ Mawlana Jalaluddin Rumi q ~
Post a Comment